Thursday, May 10, 2007

Hari Bumi Sedunia & Bulan Berudara Bersih

Tahukah Anda kapan Hari Bumi dirayakan? Bulan apakah yang dinyatakan sebagai Bulan Berudara Bersih? Jika Anda ingin mengetahui jawabannya, silahkan teruskan membaca artikel ini.

Hari bumi sedunia jatuh pada tanggal 22 April. Tujuan diadakannya hari bumi ini adalah untuk mengingatkan pada masyarakat dunia tentang betapa pentingnya menjaga kelestarian bumi kita ini.

Hari bumi pertama kali diselenggarakannya pada 22 April 1970 di Amerika. Ini merupakan prakarsa dari seorang senator Amerika yaitu Senator Gaylord Nelson. Pada saat kunjungan kerjanya ke daerah Santa Barbara, ia melihat peristiwa tumpahnya muatan minyak bumi ke pantai di daerah tersebut. Ia melihat betapa mengerikannya dampak peristiwa yang terjadi terhadap lingkungan sekitar. Sekembalinya ia ke Washington, ia mengajukan usul agar tanggal 22 April ditetapkan sebagai hari bumi. Pada tanggal 22 April tersebut, ia bersama 20 ribu demonstrans dan ribuan siswa dan mahasiswa turun ke jalan untuk merayakan hari tersebut. Semenjak saat itu, hari bumi tidak hanya diselenggarakan di Amerika namun juga di seluruh dunia. Saat ini, hari bumi dirayakan di 175 negara dan dikoordinasikan oleh sebuah jaringan non-profit yaitu EARTH DAY NETWORK (www.earthday.org).

Sedangkan Bulan Berudara Bersih (Clean Air Month) jatuh pada bulan Mei. Clean Air Month pertama kali disponsori oleh American Lung Association (ALA) pada tahun 1972. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang eratnya hubungan antara udara bersih dengan kesehatan pernapasan. Acara Clean Air ini pada awalnya hanya dilaksanakan selama seminggu (Clean Air Week), namun kemudian diperpanjang menjadi satu bulan.

Melalui kampanye ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara dengan cara mendidik masyarakat agar dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, penghematan sumber energi, menjaga kebersihan udara dalam ruangan, dan mematuhi peraturan yang berkaitan dengan udara bersih.

Untuk mengetahui lebih lanjut informasi mengenai clean air month, Anda dapat membaca artikel yang berkaitan di website ini atau kunjungi situsnya langsung di www.cleanairmonth.org

sumber: sehatgroup

IPB Temukan Cara Bedakan Ayam Segar atau Bangkai

Razali, mahasiswa S3 Program Studi Sains Veteriner, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), berhasil menemukan cara untuk membedakan daging ayam segar dan bangkai.

Dalam laporan riset berjudul "Penggunaan Metode Biologi dan Nilai Impedansi untuk Deteksi Daging Ayam Bangkai" yang dipublikasikan di Kampus IPB Darmaga, Jumat, ia menyatakan bahwa penelitiannya itu didasarkan pada keprihatinan atas peredaran ayam bangkai atau ayam "tiren" (mati kemaren), yang meresahkan masyarakat.

Penelitian yang berlangsung dari bulan Agustus 2005 sampai dengan Agustus 2006 ini dibawah komisi pembimbing, Dr dr Denny Widaya Lukman, Msi, drh Srihadi Agungpriyono, PhD dan Prof Dr drh Mirnawati B Sudarwanto.

Pada penelitian yang juga untuk disertasi doktor itu, Razali mengemukakan bahwa hingga kini belum ada metode mudah dan praktis untuk mendeteksi daging ayam bangkai.

Menurut dia, analisis nitrogen nonprotein (NPN) merupakan salah satu cara yang telah lama dilakukan, terutama untuk mencari lamanya waktu kematian. Pendekatan ini juga dilakukan pada mayat di rumah sakit untuk tujuan otopsi.

Sayangnya, metode NPN memerlukan biaya tinggi, waktu relatif lama dan laboratorium memadai. "Sejauh ini penilaian NPN pada otot ayam yang segar belum pernah dilakukan untuk membedakan antara daging ayam dari bangkai dan ayam potong segar," katanya.

Kesulitan dalam mendekteksi daging ayam bangkai itulah yang kemudian melahirkan gagasan baru untuk mengembangkan suatu metode dengan mengaplikasikan nilai impedansi, yang dilakukan Razali.

Ia menjelaskan, metode tersebut didefinisikan sebagai suatu hambatan terhadap aliran arus listrik yang mengalir ketika aliran listrik tersebut melewati suatu material penghantar.

"Penggunaan nilai impedansi telah lama dipakai sebagai suatu cara untuk menduga ketebalan lemak, menilai kondisi fisiologis hewan, keutuhan struktur membran dan menilai efektivitas pemingsanan listrik melalui gambaran impedansi otak pada broiler," katanya.

Menurut dia, tujuan penelitian yang dilakukannya itu adalah untuk membuktikan apakah parameter histologis, keempukan daging, warna daging, nilai nitrogen nonprotein dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendeteksi daging yang berasal dari ayam bangkai.

Akhirnya, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa tidak semua metode biologis yang diuji dapat dijadikan indikator pembeda antara daging ayam bangkai dan bukan. Yang dapat dijadikan indikator pembeda antara lain persentase degenerasi dan nekrosa, jarak antar serabut otot, gambaran pembuluh darah arteri dan vena tingkat eksudasi jaringan.

Selain itu, juga nilai keempukan, nilai kecerahan dan kemerahan daging.

"Nilai impedansi setelah diuji, ternyata bisa digunakan sebagai indikator pembeda antara daging dari ayam bangkai dan bukan. Sedangkan NPN dan diameter serabut otot tidak dapat dijadikan indikator," kata Razali yang akhirnya dinyatakan lulus sebagai doktor baru di lingkungan IPB. [TMA, Ant]

sumber: gatra

Wednesday, May 09, 2007

Mahasiswa Malaysia Ciptakan PS Al-Qur`an

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para penggemar permainan video di seluruh dunia dalam waktu dekat bisa berdoa sekaligus bermain, menyusul diciptakannya Al-Qur`an yang dapat diunduh (download) ke konsol PlayStation.

Ikhwan Nazri Mohamad Asran (21) merancang perangkat lunak tersebut setelah melihat hal serupa untuk Alkitab.

"Untuk Alkitab sudah dibuat, lalu kenapa Al-Qur`an belum... penerapannya dapat membantu kaum muda membaca Al Qur`an," kata Ikhwan kepada AFP, Selasa.

Para penggemar PlayStation, yang sangat terbiasa memainkan "games" seperti "Ridge Racer" dan "Metal Gear Acid", dapat mengunduh Al-Qur`an versi bahasa Inggris dengan tampilan huruf Arab, dari Internet.

Ikhwan mengemukakan bahwa perangkat lunak itu dapat diterima para orangtua, yang sering mencurigai Internet serta permainan.

"Untuk sebagian orangtua, saat kita berbincang soal Internet, yang mereka bayangkan adalah pornografi dan hal-hal jelek. Saat kita berbincang tentang PlayStation, yang mereka lihat adalah main-main dan cuma menghabiskan waktu tanpa belajar," katanya.

"Seorang ibu biasa bilang, `baca Al-Qur`an dulu lalu kamu boleh main `games`."

Perangkat lunak tersebut diciptakan menyusul pembuatan "The Raise", suatu majalah tentang Islam dalam bahasa Inggris untuk PlayStation, yang juga memuat hal lain seperti gambar latar (wallpaper) yang Islami.

"Kami memusatkan diri untuk memberikan informasi mengenai Islam dan meluruskan kekeliruan non-muslim tentang muslim," kata Ikhwan.

Mahasiswa Multimedia University, selatan Kuala Lumpur itu, akan diwisuda tahun ini sebagai sarjana multimedia kreatif.

Dia mulai membangun perangkat lunak Al-Qur`an itu di sela kuliah pada Januari dan dibantu satu tim beranggotakan 10 mahasiswa sukarelawan.

Perangkat lunak itu diluncurkan awal bulan ini kepada para orangtua dalam suatu acara malam penggalangan dana Muslim.

Menurut Ikhwan, orangtua tersebut memberi tanggapan baik dan untuk menindaklanjuti permintaan, dia akan memasukkan pelafalan Al-Qur`an.

Perangkat lunak itu akan dapat diunduh secara cuma-cuma setelah 19 Mei di situs web http://raise.flavert.com, kata Ikhwan.

"Semua berkas (file) harus diunduh, dimasukkan ke `memory stick`, baru bisa dibaca. Semua petunjuk sudah ada di dalamnya," kata Ikhwan. (*)

source : ANTARA

Wednesday, May 02, 2007

Golongan Yang Selamat Dalam Islam: Golongan Mana?

Oleh Imam Suhadi, Yayasan Paramartha.

GOLONGAN YANG SELAMAT DALAM AL-QUR’AN

Orang sekarang ini dengan mudah mengklaim golongan dan jamaahnya sebagai golongan dan jamaah yang selamat. Selain pengikut jamaahnya adalah sesat dan tidak selamat. Karena hal ini, banyak orang yang “kebingungan dalam beragama”, dan sangat mungkin akan timbul pertanyaan dalam diri kita: “Siapakah seseungguhnya golongan yang selamat itu?”

Dalam Surat al Fathihah, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa manusia terbagi atas tiga golongan saja, yaitu:

1. Golongan yang berada di Shiraath al Mustaqiim.
2. Golongan yang Dimurkai.
3. Golongan yang Sesat.

Mengacu kepada ayat tersebut sesungguhnya sangat jelas sekali, bahwa golongan yang selamat adalah mereka yang berada di Shiraath al Mustaqiim. Mereka adalah orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah Ta’ala, yang dijelaskan dalam (QS 4:69), bahwa:

“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: An-Nabiyyin, Ash-Shiddiiqiin, Asy-Syuhadaa (QS 57:19) dan Ash-Shalihiin (QS 19:9). Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69)”

Tapi pertanyaannya, di masa ini, kelompok yang manakah yang sedang berada di atas Shirat Al-Mustaqiim itu? Kita akan membahas ini di akhir artikel.


SHIRATH AL-MUSTAQIIM

Banyak orang menganggap bahwa Shiraath Al-Mustaqiim ini ‘abstrak’ dan hanya akan dapat ditemui di akhirat. Dalam Al Qur’an Shiraath Al Mustaqiim dijelaskan sebagai:


1. Ad-Diin (Agama) yang tegak

Ketika seorang beragama, dan dalam pelaksanaan agamanya ia belum berada di atas Shirath Al Mustaqiim, sesungguhnya agamanya itu belum tegak (hakiki).

“Dan apabila ia telah berada di atas Shirath Al Mustaqiim, maka sesungguhnya diin dalam dirinya telah tegak.” (QS 6:161)

Shiraath akar katanya berarti tertelan (menurut Quraish Shihaab), Al Mustaqiim berarti adalah orang yang berada dalam keadaan istiqamah (mantap/konsisten). Artinya, orang yang berada di Shiraath Al Mustaqiim, adalah orang yang telah tertelan dalam keistiqamahan kepada jalan Allah. Tidak akan lagi bergeser kepada kekufuran.

Orang yang berada di atas Shirath Al Mustaqiim dijaga oleh Allah Ta’ala dari mengarah kepada kesalahan, dimana penjagaannya bagaikan dipegangnya ubun-ubun binatang melata. (lihat Q.S 11:56). Dan sesungguhnya Allah Ta’ala yang menjaga Shiraath Al Mustaqiim (lihat Q.S 15:41).


2. Jalan Orang yang Diberi Nikmat

Karena orang-orang yang berada di atas Shirath Al Mustaqiim, dijaga oleh Allah Ta’ala dari kesalahan, maka mereka inilah orang-orang yang diberi nikmat. (Q.S 1:7)

Untuk itu nikmat disini bukanlah sekedar nimat kesehatan, nikmat harta benda, dsb. Tetapi jauh lebih besar dari itu, adalah nikmat dijaga oleh Allah Ta’ala dari segala kesalahan dan hidup bersama Allah Ta’ala, karena Allah Ta’ala pun berada di atas Shiraath Al Mustaqiim (Q.S 11:56).


3. ‘Jalan’ Allah

Orang yang selamat hanyalah mereka yang berada di atas Shiraath al Mustaqiim. Shiraath al Mustaqiim inilah sesungguhnya merupakan ‘jalan’ Allah.

Ibnu Mas’ud meriwayatkan, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, ‘Ini Shiraath al Mustaqiim’. Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satupun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, ‘Dan bahwa ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.’ (QS [6] : 153)” (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa’i)


MENUJU SHIRATH AL-MUSTAQIIM

Untuk menuju Shiraath al Mustaqiim, Allah Ta’ala telah dengan jelas menginformasikan kepada kita tentang prosesnya di al Qur’an. Media Allah Ta’ala membimbing seorang manusia menuju Shiraath Al Mustaqiim adalah dengan petunjuk-Nya.

Petunjuk Allah Ta’ala ada 2 (dua) jenis: (1) Petunjuk Umum dan (2) Petunjuk Khusus.

Petunjuk Umum, adalah Al Qur’an yang merupakan petunjuk untuk seluruh manusia. Sedangkan Petunjuk Khusus, adalah petunjuk yang Allah Ta’ala turunkan kepada manusia secara individual, orang perseorangan langsung ke dalam qalbunya.

Petunjuk khusus ini akan Allah Ta’ala turunkan apabila seorang manusia menjalankan substansi nilai-nilai yang dipandu dalam Petunjuk Umum. Tahapan-tahapan ini dijelaskan dalam ayat berikut:

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke Subulussalam, (jalan-jalan keselamatan) dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke Shiraath al Mustaqiim.” (Q.S. 5:16)




















Sayangnya kebanyakan manusia –karena ia tidak merasakannya- memungkiri bahwa sesungguhnya manusia dapat menerima petunjuk langsung dari Allah Ta’ala melalui qalb-nya. Mereka menganggap bahwa yang bisa menerima petunjuk langsung dari Allah Ta’ala hanyalah para Nabi, dan hal itu telah tertutup dengan khatamnya para Nabi. Padahal ayat-ayatnya sudah demikian jelas di al Qur’an.

“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk langsung kepada qalbunya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q. S. 64:11)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya.” (Q.S. 10:9)

Dan sesungguhnya apabila kita tidak termasuk dalam golongan yang mendapat petunjuk Allah kepada Shiraath al Mustaqiim, niscaya kita hanya akan termasuk ke dalam golongan yang sesat.

“Sesungguhnya jika Rabbku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (Q.S. 6:77)

Untuk terpimpin kepada Shiraath Al Mustaqiim, syaratnya adalah mampu mendapat petunjuk langsung dari Allah ta’ala, dan syarat untuk mendapat petunjuk langsung itu adalah iman.

Namun iman yang bagaimana? Apakah iman yang sekedar definisi-definisi dan dalil-dalil? Jawabannya adalah “Bukan!”.

Iman yang menjadi syarat seorang mendapat petunjuk dari Allah Ta’ala, adalah iman yang berupa cahaya (nur iman), yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat (pertolongan)-Nya untuk mensucikan qalb-nya.

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (Q.S. 2:257)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya, yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kami. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. 57:28)

Dan bagaimana sesungguhnya untuk mendapatkan cahaya iman tersebut? Allah berkata, syaratnya adalah Islam.

“Orang-orang Arab itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka):” Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami islam’, karena iman itu belum masuk ke dalam qalbumu.” (Q.S. 49:14)

Dari ayat di atas, dapat kita cermati bahwa mereka yang ber-islam tidak serta merta langsung menjadi beriman. Mereka yang Islam bisa jadi belum beriman, karena Islam dan Iman merupakan dua tahap yang berkelanjutan/sekuensial.

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah qalb-nya (untuk) ber-Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?” (QS. 39:22)

Namun Islam, bukanlah sekedar “formal Islam”- nya, tetapi lebih dalam dari itu adalah menjalankan substansinya, yaitu: penyerahan diri kepada Allah. (Catatan: Islam secara dasar kata berarti berserah diri). Dan inilah sesungguuhnya substansi dasar ajaran Ilahiyah yang termaktub dalam al Qur’an.


PESAN UTAMA AJARAN ILAHIYYAH

Allah Ta’ala mengutus setiap utusannya, sejak zaman Adam as sampai Nabi Muhammad SAW, adalah untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Lihatlah ayat-ayat Al Qur’an berikut ini:

Nuh A.S

“Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku (Nuh A.S) disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)”. (Q.S. 10:72).

Ibrahim A.S

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik”. (Q.S. 3:67).

Musa A.S

“Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri“. (Q.S. 10:84).

Ya’qub A.S

“Dan Ya’qub berkata:”Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun daripada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nyalah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri“. (Q.S. 12:67).

Sulaiman A.S

“Berkatalah Balqis:”Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam”. (Q.S. 27:44).

Isa A.S

“Aku (Isa A.S) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu:”Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu”, dan adalah aku menjadi saksi (syahiidan) terhadap mereka”. (Q.S.5 :117).

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka berkatalah dia:”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk Allah” Para hawariyyin menjawab:”Kamilah penolong-penolong Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.” (Q.S. 3:52).

Muhammad SAW

“Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku (Muhammad SAW)adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Q.S. 6:162-163)

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah)”. (Q.S. 6:14)

Penyerahan diri kepada Allah dengan sepenuh hati dimana seluruh aspek kehidupan diperuntukkan untuk Allah (yang mempunyai 99 asma) semata, merupakan pesan utama ajaran ilahiyah. Sehingga disampaikan oleh para utusan- Nya setiap zaman.

Berserah Diri dengan tulus ikhlas dalam setiap aspek adalah kondisi dimana seseorang bersedia diatur sepenuhnya oleh Allah (menjadi budak Allah Ta’ala), tidak mengatur dirinya sendiri dengan hawa nafsu dan syahwatnya. Ajaran (Ad- Diin) yang dibawa oleh Muhammad SAW adalah Ad-Diin Berserah Diri kepada Allah Ta’ala untuk itulah dinamakan Ad-Diin Al Islam. Ikhlas menyerahkan diri kepada Allah dan muhsin, itulah Ad-Diin yang paling baik.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (Q.S. 4:125)

Berserah Diri kepada Allah Ta’ala dan muhsin, maka ia telah berpegang teguh kepada Allah Ta’ala.

“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (Q.S. 31:22)

Keberserahan diri kepada Allah Ta’ala ditopang oleh empat sendi utama, yaitu: Sabar, Syukur, Tawakal dan Ikhlas. Bagaimana mungkin seorang akan menjadi seorang muslim yang utuh, apabila qalbunya tiada pernah bersabar atas segala masalah hidupnya? Selalu mengeluh dan tiada pernah bersyukur terhadap segala hal yang Allah berikan kepadanya?


GOLONGAN YANG SELAMAT MENURUT HADITS RASULULLAH

Dari Sahabat Abdullah bin Amr bin Ash r.a :

“Telah bersabda Rasulullah SAW : ” Sungguh-sungguh akan datang atas umatku sebagaimana yang telah datang pada Bani Israil, sebagaimana sepasang sandal yang sama ukurannya, sehingga kalau dulunya pernah ada di kalangan Bani Israil orang yang menzinai ibunya terang-terangan niscaya akan ada diumatku ini yang melakukan demikian. Dan sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua mereka bakal masuk neraka kecuali satu golongan yang selamat. Para shahabat bertanya: “Siapakah mereka yang selamat itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: ” yaitu golongan yang mengikuti Aku ada padanya pada hari ini dan yang mengikuti para Sahabatku.”

Hadits ini diriwayatkan lengkap oleh Tirmidzi, diterangkan pula oleh Hakim juz yang pertama, Ibnu Wadhoh, Imam Al-Azurri dalam kitabnya As- Syari’ah, Ibnu Nasr Al-Marwaji dalam kitabnya As- Sunnah Al-Laalikai, Abdul Qahir Al-Baghdadi dalam kitabnya Al-Faruq bainal Firaq) Hadits ini dikatakan oleh Tirmidzi HASAN GHARIB, Hadits ini dihasankan oleh Tirmidzi bukan karena secara sanad shahih, tetapi menghasankan karena Syawahidnya yang banyak. Hadits ini HASAN.

Dari Sahabat Abu Hurairah r.a : “Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, dan Nasrani telah berpecah menjadi 72 golongan, dan akan berpecah umatku menjadi 73 golongan.” (Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Azzuri, Hakim, Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Abi Asim)

Dan Tirmidzi berkata hadits ini HASAN SHAHIH. Hakim berkata SOHIHUN ala Shahih Muslim dan disetujui oleh Ad-Dzahabi.

Dari Sahabat Auf Bin Malik r.a : “Yahudi berpecah menjadi 71 golongan, 1 masuk sorga dan 70 masuk neraka. Dan Nasrani berpecah menjadi 72 golongan, 71 masuk neraka dan 1 masuk sorga, Dan demi yang diri Muhammad ada ditangan-Nya, sesungguhnya umatku sungguh-sungguh akan berpecah menjadi 73 golongan, 1 di sorga dan 72 di neraka; kemudian sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah, siapa mereka yang selalu satu itu yang masuk dalam surga (Wahidatun Fil Jannah)?, dijawab oleh Nabi SAW, yaitu ‘Al-Jama’ah‘” (Ibnu Majah, Ibnu Abi Asim dalam As-Sunnah, Imam Al-Laalikai)

Hadits ini di SHAHIH-kan oleh para ulama.

“Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta’at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu berpengang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang diada-adakan, karena semua perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat (dan setiap yang sesat adalah tempatnya di dalam Neraka).” (H. R. Nasa’i dan At-Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan shahih).

Dalam hadits yang lain Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya di dalam Neraka dan satu golongan di dalam Surga, yaitu Al-Jama’ah.” (HR. Ahmad dan yang lainya. Al-Hafidz menggolongkannya hadits hasan)

Dalam riwayat lain disebutkan,

“Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan para shahabatku meniti di atasnya.” (HR. Ahmad dan yang lainya. dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ 5219).

Dari keterangan diatas, pola apa yang terlihat? Di masa yahudi, dari 71 golongan, 70 tidak selamat dan 1 selamat. Pada masa berikutnya, Nasrani, dari 72 golongan, 71 tidak selamat dan 1 selamat. Pada masa selanjutnya, dari umat Rasul SAW terbagi menjadi 73 golongan, 72 tidak selamat dan 1 selamat. Lihatlah, betapa di setiap pergantian ajaran kenabian selalu bertambah satu golongan yang tidak selamat, sedangkan yang selamat tetap satu saja.


























Sesungguhnya satu golongan yang selamat sejak dulu Yahudi, Nasrani dan Umat Muhammad SAW adalah sama. Tidak berubah. Merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk Allah langsung ke Qalbu, sehingga terpimpin ke Shiraath Al Mustaqiim.

Kenapa setiap pergantian ajaran Nabi bertambah satu golongan? Karena satu golongan itu adalah golongan yang hanya menjadi merasa bangga dengan formal golongannya, tetapi substansi ajaran agama Ilahi dilupakannya atau tidak dikenalnya.

Satu golongan yang selamat adalah Al Jamaah, merekalah yang Rasulullah SAW dan sahabat berada di atasnya. Secara eksplisit dalam Al Qur’an dikatakan merekalah orang yang berada di atas Shiraath Al Mustaqiim, siapapun ia dan darimana pun asal (nama) jamaahnya.

Yang selamat bukanlah nama sebuah jamaah, apakah tasawuf, tarekat A, tarekat B, Syiah, Sunni, Ikhwan al Muslimin, Hizbut Tahrir, Salafy, Muhammadiyah, NU, atau apapun namanya. Siapapun orangnya, apakah berasal dari Tasawuf, tarekat A, tarekat B, Syiah, Sunni, Ikhwan al Muslimin, Hizbut Tahrir, Salafy, Muhammadiyah, NU dan sebagainya. Kalaulah ia mendapat petunjuk langsung dari Allah dan terpimpin ke Shirath Al Mustaqiim, maka dia termasuk dalam Al Jamaah.



















Karakter mereka sejak zaman Adam, Yakub, Musa, Isa, Muhammad adalah sama. Merekalah yang mencintai Allah lebih dari dunia. Merekalah orang-orang yang mampu menggembalakan hawa nafsu dan syahwatnya (bahkan mampu menggembalakan hawa nafsu dan syahwat dirinya dalam ber-’agama’).

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)”. (Q.S. 79:40-41)

Merekalah orang mati dalam keadaan berserah diri, al muslimuun).

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (kepada Allah)”. (Q.S. 2:132)

“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ‘Isa dan para nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membedabedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada- Nya-lah kami menyerahkan diri“. (Q.S. 3:84)

sumber: suluk

Hati Menemukan Kedamaian dengan Mengingat Allah

Oleh: HARUN YAHYA

Menurut penelitian oleh David B Larson dan timnya dari the American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional Amerika], pembandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok. 1
Ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain.

Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran, dilaporkan bahwa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih besar menderita penyakit usus-lambung daripada mereka yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernapasan 66% lebih tinggi daripada mereka yang beragama.

Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa sebagai "dampak kejiwaan". Ini berarti bahwa keyakinan agama meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik pada kesehatan. Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut diperiksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat daripada pengaruh kejiwaan apa pun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr. Herbert Benson dari Fakultas Kedokteran Harvard telah menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walaupun bukan seorang yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain. Benson menyatakan, dia telah menyimpulkan bahwa tidak ada keimanan yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagaimana keimanan kepada Allah. 2

Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga manusia ini? Kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah dikendalikan untuk percaya kepada Allah. 3

Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima, adalah sebuah rahasia yang dinyatakan dalam Al Qur'an dengan kalimat ini "...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani adalah karena mereka berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Filsafat dan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.

Kedokteran modern sekarang sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata Patrick Glynn: "Penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih dari 24 tahun silam telah menunjukkan bahwa, ... keyakinan agama adalah satu di antara sejumlah kaitan paling serasi dari keseluruhan kesehatan jiwa dan kebahagiaan." 4

1. Patrick Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World (California: Prima Publishing: 1997), 80-81.
2. Herbert Benson, and Mark Stark, Timeless Healing (New York: Simon & Schuster: 1996), 203.
3. Ibid., 193.
4. Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World, 60-61.

sumber: harunyahya

Rahasia di Balik Materi Tidak Sama Dengan Wahdatul Wujud

Oleh: HARUN YAHYA

Sebuah pokok bahasan yang dipaparkan dalam buku The Evolution Deceit (Keruntuhan Teori Evolusi), bab “The Real Essence of Matter” ("Hakikat Materi yang Sesungguhnya"), juga dalam buku Matter: The Other Name for Illusion (Materi: Nama Lain dari Ilusi); Idealism, The Philosophy of the Matrix and the True Nature of Matter (Idealisme, Filsafat Matriks, dan Sifat-Dasar Materi yang Sebenarnya), Eternity Has Already Begun (Keabadian Telah Dimulai); Timelessness and the Reality of Fate (Ketiadaan Waktu dan Hakikat Takdir) and Knowing the Truth (Memahami Kebenaran) telah dipermasalahkan oleh sejumlah orang. Disebabkan salah memahami inti pokok bahasan tersebut, orang-orang ini mengatakan bahwa apa yang diuraikan dalam rahasia di balik materi adalah sama dengan ajaran Wahdatul Wujud.

Izinkan kami menyatakan di awal bahwa penulis buku ini adalah seorang yang beriman dan memegang teguh ajaran Ahlus Sunnah dan tidak mendukung pandangan Wahdatul Wujud.

Akan tetapi, patut diingat bahwa Wahdatul Wujud pernah didukung oleh sejumlah ulama Islam terkemuka termasuk Muhyiddin Ibnu 'Arabi. Adalah benar bahwa banyak ulama Islam terkemuka yang menjelaskan gagasan tentang Wahdatul Wujud di masa lampau melakukannya dengan menggunakan sejumlah pokok bahasan yang terdapat dalam buku-buku penulis. Namun, apa yang diuraikan dalam buku-buku tersebut tidaklah sama dengan Wahdatul Wujud.

Sebagian dari mereka yang mendukung pandangan Wahdatul Wujud tenggelam dalam sejumlah pandangan keliru dan membuat sejumlah pernyataan yang bertentangan dengan Al Qur'an serta ajaran Ahlus Sunnah. Misalnya, mereka sama sekali menolak penciptaan oleh Allah. Namun, ketika pokok bahasan rahasia di balik materi dikemukakan, tidak ada sama sekali pernyataan serupa. Bab ini menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah, dan wujud asli segala sesuatu ini terlihat olehNya sedangkan manusia hanya melihat bayangan atau penampakan segala sesuatu ini yang terbentuk dalam otak mereka.

Gunung, dataran, bunga, manusia, lautan -- singkatnya segala sesuatu yang kita saksikan dan segala sesuatu yang Allah beritakan kepada kita dalam Al Qur'an sebagai wujud yang ada dan yang Dia ciptakan dari ketiadaan, adalah diciptakan dan benar-benar ada. Akan tetapi, manusia tidak dapat melihat, merasakan atau mendengarkan sifat-dasar hakiki dari segala ciptaan ini melalui indra mereka. Apa yang mereka lihat dan rasakan hanyalah salinan dari apa yang muncul dalam otak mereka. Ini adalah fakta ilmiah yang diajarkan di seluruh sekolah kedokteran. Hal yang sama berlaku pula dengan tulisan yang kini sedang Anda baca; Anda tidak dapat melihat atau menyentuh sifat-dasar atau wujud sesungguhnya dari tulisan ini. Cahaya yang datang dari tulisan asli diubah oleh sejumlah sel-sel pada mata Anda menjadi sinyal-sinyal listrik, yang kemudian dibawa dan diteruskan ke pusat penglihatan di bagian belakang otak Anda. Di sinilah penampakan tulisan ini terbentuk. Dengan kata lain, Anda tidak sedang membaca sebuah tulisan di depan mata Anda melalui mata Anda; kenyataan yang sesungguhnya adalah tulisan ini terbentuk di dalam pusat penglihatan di bagian belakang otak Anda. Tulisan yang sedang Anda baca sekarang adalah "salinan tulisan" di dalam otak Anda. Tulisan yang asli terlihat oleh Allah.

Kesimpulannya, fakta bahwa materi (benda) adalah sebuah ilusi (bayangan/penampakan) yang terbentuk di dalam otak kita bukan berarti "menolak" keberadaan materi, akan tetapi justru memberi kita pengetahuan tentang sifat-dasar sesungguhnya tentang materi: bahwa tak seorang pun mampu berhubungan langsung dengan wujud asli materi.

Fakta ini dipaparkan dalam buku Idealism, The Philosophy of the Matrix, and the True Nature of Matter (Idealisme, Filsafat Matriks, dan Sifat-Dasar Materi yang Sebenarnya) sebagaimana berikut:

TERDAPAT MATERI (BENDA) DI LUAR KITA, TAPI KITA TIDAK DAPAT MENGGAPAINYA

… [M]engatakan bahwa materi adalah sebuah ilusi (bayangan) bukan berarti bahwa materi tidak ada. Justru sebaliknya: apakah kita merasakannya atau tidak, dunia fisik benar-benar ada. Akan tetapi kita menyaksikannya sebagai sebuah salinan di dalam otak kita, dengan kata lain, sebagai sebuah penafsiran dari indra kita. Karenanya, bagi kita, dunia fisik dari materi adalah sebuah ilusi (bayangan).

Materi di luar terlihat tak hanya oleh kita, tapi oleh makhluk lain pula. Para malaikat Allah yang ditugaskan sebagai pengawas menyaksikan dunia ini juga:

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf, 50: 17-18)

Yang terpenting, Allah menyaksikan segala sesuatu. Dia menciptakan dunia ini dengan seluruh rinciannya dan melihatnya dalam berbagai wujudnya. Sebagaimana Dia beritahukan kepada kita dalam Al Qur'an:

…Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah, 2: 233)

Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya". (QS Al Israa', 17: 96)

Tidak boleh dilupakan bahwa Allah menyimpan catatan segala sesuatu dalam kitab yang disebut Lauh Mahfuzh (Kitab Yang Terpelihara). Sekalipun jika kita tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh. Allah mewahyukan bahwa Dia menyimpan catatan segala sesuatu dalam "Induk Al Kitab" yang dinamakan Lauh Mahfuzh dalam ayat-ayat berikut:

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (QS. Az Zukhruf, 43: 4)

… dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50: 4)

Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. An Naml, 27: 75)

sumber: harunyahya

Fanatisme Buta dan Dampaknya

Oleh : Al Birruni Siregar*)


Masa Jahiliyah adalah era ketika kondisi dan situasi masyarakat belum terjamah oleh risalah dan dakwah Islam. Periode ini sering juga disebut dengan istilah Pra-Islam. Seiring dengan perkembangan dan akulturasi bahasa, istilah ini juga melekat erat pada sifat orang-orang yang tidak taat pada aturan agama yang telah diproyeksikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kebiasaan-kebiasaan kaum jahiliyah yang realitasnya berseberangan dengan anjuran Rasulullah s.a.w tersebut disebabkan oleh sifat keras kepala, apriori dan ta’assub (fanatik yang berlebihan) terhadap peninggalan dan tradisi para leluhur yang mengental rekat dalam ritual yang selalu disakralkan.

Seperti kebiasaan dahulu orang-orang jahiliyah yang mengitari ka’bah dengan bertelanjang tanpa busana, akhirnya terwarisi dengan kebiasaan generasi berikutnya yang tidak malu mempertontonkan auratnya di depan publik, sehingga hal seperti itu dianggap lumrah bahkan dianggap sebagai modernisasi.

Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahab dalam Masail Al-Jahiliyyah mengatakan, bahwa agama mereka (orang-orang jahiliyah) terbangun oleh beberapa pondasi yang menjadi akar dan pijakan. Yang terbesar diantaranya ialah “TAQLID”, yaitu sebuah sistim yang besar yang selalu menjadi tumpuan semua orang-orang kafir, sedari dahulu kala hingga akhir zaman. Sebagaimana Allah SWT berfirman di berbagai ayat di dalam Al-Qur’an:

“Wa kadzaalika maa arsalna min qablika fi qaryatin min nadziirin illaa qaala mutrafuuha innaa wajadnaa aabaa-ana ‘ala ummatin wa innaa ‘ala aatsaarihim muqtaduun”;

“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesunguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”(QS.Az-Zukhruf:23).

“Wa idzaa qiila lahumuttabi’uu maa anzalallahu, qaaluu bal nattabi’u maa wajadnaa ‘alaihi aabaa’ana, awalaw kaanasy-syaythaanu yad’uuhum ilaa ‘adzaabis-sa’iir”;

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang diturunkan Allah”. Mereka menjawab: “(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapat dari bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaithan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?(QS.Luqman:21).

“Ittabi’uu maa unzila ilaikum min rabbikum walaa tattabi’uu min duunihi awliyaa’a. Qaliilan maa tadzakkaruun”:

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya (pemimpin yang membawa kepada kesesatan). Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya)” (QS.Al-A’raf:3).

Syeikh DR.Shalih ibn Fauzan ibn Abdillah Al-Fauzan dalam Syarhul Masaa’il Al-Jahiliyyah menjelaskan bahwa mereka (orang-orang jahiliyah) tidak menegakkan agama mereka sesuai dengan apa yang telah para Rasul sampaikan kepada mereka, sesunguhnya mereka mengkonstruksi agama mereka dengan dasar-dasar yang mereka mengada-adakannya sendiri sekehendak hati mereka, dan mereka enggan merobah diri serta beranjak dari kebiasaan itu. Perihal inilah yang dalam dunia Islam disebut sebagai “at-taqlid”, atau dalam istilah Arab juga akrab dengan sebutan “al-muhakah”, yaitu sebagian orang meniru cara-cara yang kelompok individu lain lakukan, sedangkan objek yang ditiru itu tidak sepatutnya untuk menjadi percontohan (maslahat). Sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Wakadzalika maa arsalna min qablika fi qaryatin min nadziirin illaa mutrafuuha inna wajadnaa aabaa-ana ‘ala ummatin, wa innaa ‘alaa aatsaarihim muqtaduun”;

Kata “mutrafuuha” dalam ayat ini adalah “mereka (para penduduk) yang hidup mewah sejahtera dan bergelimang harta pada umumnya, karena mereka adalah orang-orang yang cenderung berbuat jahat, sombong, dan tiada keinginan menerima kebenaran. Berbeda halnya dengan kaum faqir dan dhuafa, yang pada umumnya bersikap tawadhu’ dan ikhlas menerima kebenaran.

Kaum yang mengagung-agungkan harta, tahta dan garis keturunan leluhurnya inilah, yang dahulu ketika para Rasul memberi peringatan dan mengajak mereka kepada jalan yang benar, mereka selalu membantah dengan ucapan” “Inna wajadnaa aabaa-ana ‘ala ummatin, wa innaa ‘alaa aatsaarihim muqtaduun”; “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah penganut jejak-jejak mereka.” Dengan kata lain (secara tidak langsung) mereka bermaksud: Kami tidak butuh peran dan kehadiranmu wahai Rasul, kami lebih percaya dengan apa yang telah dibudayakan oleh leluhur kami. Hal inilah yang di dalam literatur Islam disebut dengan istilah “at-taqlid al-a’maa” atau dalam istilah kita: “fanatisme buta” (blind obedience), yang tergolong dalam salah satu perangai kaum jahiliyah.

Adapun “at-taqlid fil khair”, yakni mengikuti dalam ruang lingkup kebaikan, dalam istilah Islam disebut Ittiba’ dan Iqtida’ yakni mengikuti dan meneladani. Sebagaimana yang termaktub dalam (QS.Yusuf:38), firman Allah SWT tentang kisah Nabi Yusuf a.s:

“Wattaba’tu millata aabaa-ii Ibraahiima wa Ishaaqa wa Ya’quuba. Maakaana lanaa an nusyrika billaahi min syai’in”;

“Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah.”(QS.Yusuf:38).

Dan di dalam QS.At-Taubah:10

“Wassaabiquunal awwaluuna minal muhaajiriina wal anshaari walladziinat-taba’uuhum bi ihsanin, radhiyallahu ‘anhu wa radhuu ‘anhu. Wa a’adda lahum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiiha abadan. Dzalikal fawzul adhziim”;

“Orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”(QS.At-Taubah:100).

Maka dari itu Allah berfirman dalam hal perangai jahiliyah:

“Wa idzaa qiila lahumut-tabi’uu maa anzalallahu qaaluu bal nattabi’u maa alfayna ‘alaihi aabaa-ana awalaw kaana aabaa-uhum laa ya’qiluuna syai’an walaa yahtaduun.”

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tatapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapat dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk? (QS.Al Baqarah: 170).

Sesungguhnya tidak akan mendatangkan maslahat (kebaikan), jika orang yang tidak berpikir dan tidak pula mendapat petunjuk (hidayah) dijadikan sebagai teladan dan panutan. Pada dasarnya teladan itu hanyalah tertuju pada orang yang mau berpikir dan mendapat hidayah. Maka dari itu, fanatisme yang berlebihan memantik untuk menolak kebenaran yang hakiki, karena pada dasarnya, kebenaran yang hakiki dan teladan yang terbaik hanya ada pada diri Rasulullah dan para pengikutnya.

2. Perangai Buruk Jahiliyah: Memutarbalikkan Fakta dan Enggan Berpikir

Allah SWT berfirman: “Qul Innamaa A’idzhukum biwaahidatin. An taquumuu lillaahi matsnaa wa furaadaa tsumma tatafakkaruu. Maa bishaahibikum min jinnatin”;

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad), tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu” (QS.Saba’: 46).

Orang-orang Jahiliyah yang mendengar ayat ini tidak mau berpikir sejenak seraya mempertimbangkan kandungan dan arti dari ayat yang menarik ini. Mereka lebih memilih untuk menjawab: “Kami telah berpegang teguh terhadap apa yang telah dilakukan oleh para leluhur kami. Kami tidak sudi mematuhi orang ini, Muhammad s.a.w.”

Demikianlah kaum jahiliyah, yang senantiasa memutarbalikkan fakta, menuding bahwa Rasulullah adalah orang gila, pendongeng sejati, dan orang yang tidak tahu diri, tanpa berpikir terlebih dahulu dan membuktikan bahwa perkataannya itu sesuai dengan realitas yang hakiki. Hal ini diakibatkan karena diri mereka yang tidak mau mendengar, tidak sudi berpikir dengan akal sehatnya, dan senantiasa menyelimuti diri mereka dengan hawa nafsu, yang mengantarkan mereka pada kesesatan yang nyata.

Maka dari itu, hendaknya ini menjadi titik sentral perhatian orang-orang yang beriman agar cermat memilah dan memilih, yang mana hidayah (petunjuk) dan yang mana dhalalah (kesesatan), karena tidak sedikit kesesatan yang terbungkus oleh kamuflase hidayah. Tidak jarang orang-orang menyangka sesuatu itu hidayah (hal yang benar-benar sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh syariat), namun hakikatnya adalah kesesatan yang nyata.

Betapa banyak orang-orang Islam yang menganggap ritual 1 Muharram (penyambutan Tahun Baru Hijriyah) atau dalam istilah Jawa akrab dengan sebutan 1 Suro, yang diperingati dengan gemuruh dzikir berjamaah di mesjid, mushalla, bahkan di lapangan yang luas, sebagai hal yang syar’i, yang dituntunkan oleh Rasulullah s.a.w, padahal pada hakikatnya hal itu adalah perilaku jahiliyah (bid’ah) yang tidak ada dasar hukumnya yang bersandar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahkan ada yang melakukan ritual-ritual yang dianggap sakral seperti berendam diri di sungai sedari malam hingga terbit fajar, puasa siang dan malam, dengan mengharap berkah Muharram dari Kyai Slamet, yang konon merupakan seekor sapi yang dianggap suci. Na’udzubillahi mindzaalik.

Begitu pula halnya dengan budaya yang memperlakukan kuburan atau makam dengan ritual-ritual yang tidak selazimnya. Seperti shalat di sekitar makam, memanjatkan doa dengan memohon bantuan melalui arwah si empunya makam, bahkan tidak jarang ada yang mabit (bermalam) di kuburan kyai-nya untuk menambah berkah dan kekuatan iman. Ini semua adalah warisan nenek moyang kaum jahiliyah yang telah mengakar kuat dan membudaya dalam praktek-praktek keseharian.

Hal inilah yang menjadi sebab mengapa dahulu Rasulullah s.a.w melarang para sahabat untuk berziarah kubur, sebelum akhirnya beliau me-mansukh-kan hadits itu dengan ucapan: “Inni kuntu nahaytukum ‘an ziyaaratil qubuur, fazuuruhaa fa innahaa tudzakkirukumul aakhirah”; “Sesungguhnya dahulu aku mencegahmu untuk berziarah kubur, (sekarang) berziarahlah kamu, sesungguhnya hal itu akan mengingatkanmu akan kematian (kehidupan akhirat)” (HR.Abu Daud, Turmudzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad) (“Al-Ibdaa’u fi Madhaaril Ibtidaa’ ”, As-Syaikh Ali Mahfudz, Daarul Bayan Al-‘Arabi, Kairo).

Itulah beberapa praktek jahiliyah, yang hanya bersandar pada dugaan-dugaan dan hawa nafsu, yang turun temurun terwarisi dari para leluhur mereka, yang dianggap sebagai sebuah petunjuk dan tuntunan yang benar, padahal pada dasarnya adalah kesesatan yang teramat nyata.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian umat Islam, bahwa perangai Jahiliyah menganut satu kaidah (asas): “Al-Ightirar bil Aktsar”; “Tertipu oleh Kebanyakan” (deceived by the most). Mereka berhujjah bahwa yang banyak pelaku dan pengikutnya, itulah yang benar. Mereka mengambil kesimpulan bahwa sesuatu itu salah (batil) karena asing (aneh) dan sedikit penganut atau pengikutnya. Itulah prinsip dasar yang mereka pegang, dan mereka suka memutarbalikkan fakta yang ada di dalam Al-Qur’an dengan menukar-nukar kandungan tafsir Al-Qur’an sekehendak hawa nafsunya.

Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kebaikan itu sedikit pengikutnya dan kesesatan itu banyak peminatnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Wa in tuthi’ aktsara man fil ardhi yudhilluuka ‘an sabiilillah. In yattabi’uuna illadzh-dzhonna wa in hum illa yakhrushuun”;

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS.Al-An’am:116).

“Wamaa wajadnaa li aktsarihim min ‘ahdin. Wa in wajadnaa aktsarahum lafaasiqiin”

“Dan kami tidak mendapati kebanyakan mereka berjanji. Sesungguhnya kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik”(QS.Al-An’am: 102).

Nabi s.a.w bersabda: “Bada-al Islaamu ghariiban, wa saya’uudu ghariiban kamaa bada-a”; “Islam pada mulanya (hadir) dianggap sebagai hal yang aneh (asing), dan kelak ia akan kembali sebagai hal yang asing sebagaimana dahulu ia datang”. Allahu A’lam bishawaab.

*)Mahasiswa Fak.Theologi Islam, Dept.Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Al-Azhar Univ. Cairo. Kontributor Artikel CyberMQ.

Muhammad dalam Perspektif Al-Quran

Oleh : Al Birruni Siregar*)


Muhammad s.a.w lahir di tengah keluarga besar Bani Hasyim yang sangat terhormat di kota Makkah. Beliau lahir saat mentari terbit pada hari Senin, hari kesembilan dari bulan Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun Gajah. Dinamakan tahun Gajah, karena sejarah mencatat sebuah prahara yang cukup besar yang dipicu oleh pasukan Abrahah berkendarakan gajah yang menyerang kota Makkah yang hendak meluluhlantakkan bangunan Ka’bah di awal tahun itu. Peristiwa ini termaktub di dalam QS.Al-Fiil. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, Syeikh Shafiyyu Rahman Al-Mubarakfuri).

Sedangkan Ibnu Hisyam, dalam As-Sirah An-Nabawiyah, mengutip pendapat Ibnu Ishaq bahwa Muhammad s.a.w lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, tahun Gajah atau bertepatan pada tanggal 20 atau 22 April 571 M, sebagaimana ditetapkan oleh ilmuwan tersohor Muhammad Sulaiman Al-Mansurufauri Rahimahullah.

1. Nabi yang Terlahir Yatim


Sudah 1436 tahun berlalu suatu momen yang menghadirkan seorang anak manusia ke permukaan bumi, yang terlahir dalam keadaan yatim tak berayah, dan tak lama kemudian, kasih sayang ibu serta belaian lembut dan pelukan hangatnya harus berakhir di saat umurnya belum genap enam tahun. Dia-lah Muhammad s.a.w, yang tumbuh dewasa di bawah asuhan sang kakek tercinta Abdul Muthallib, yang kemudian sepeninggalnya, beralih dalam naungan Abu Thalib, sang paman yang bijaksana.

Muhammad s.a.w, yang tidak sempat mengenal ayahnya sendiri dan tak lama merasakan kebahagian bersama ibunya, tidak menyebabkannya frustasi dan kehilangan kendali. Ia tumbuh dewasa dengan sifat tawadhu’, berakhlak terpuji serta jauh dari sifat-sifat yang tercela, seperti takabbur, ujub, zalim dan sebagainya.

Keadaan itu terukir dalam untaian ayat Al-Qur’an dalam QS.Adh-Dhuha: 6 – 8 ;

“Alam yajidka yatiiman fa aawaa. Wa wajadaka dhaalan fahadaa. Wa wajadaka ‘aailan fa aghnaa”.

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bimbang, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”(QS.Adh-Dhuha: 6 – 8).

Kemudian hal itu semua menjadikan pribadi Muhammad s.a.w teguh pendirian, peduli terhadap sesama, dan berkasih sayang terhadap anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta senantiasa mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firmanNya:

“Fa ammal yatiima falaa taqhar. Wa amma saaila falaa tanhar. Wa Amma bini’mati Robbika fahaddist”

“Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (QS.Adh-Dhuha: 9 – 11).

Inilah sebuah tarbiyah Ilahiah (pendidikan dari Tuhan) yang Allah anugerahkan kepada Nabiyyur-Rahmah (sang nabi yang menebarkan rahmat), yang diungkapkanNya dalam kitab suci, sebagai peringatan bagi hamba-hambaNya yang beriman agar dapat membawa diri mereka ke sifat-sifat yang mulia dan sebagainya, sebagai wujud syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas taufikNya berupa hidayah setelah dhalalah (kesesatan), dan kekayaan yang memadai setelah kefakiran yang penuh derita, serta segala nikmat yang tak terhingga menaungi keberadaan mereka.

Inti sari dari makna ayat tersebut di atas: Janganlah bersikap kasar terhadap anak-anak yatim, sebab dahulu engkau adalah anak yatim, dan engkau tidak suka diperlakukan sewenang-wenang. Dan janganlah menghardik orang-orang fakir, karena dahulu engkau seorang yang fakir, dan engkau tak sudi dicela oleh orang lain. Dan tidak diragukan bahwa manusia yang selalu ingat akan nikmat Tuhannya, niscaya akan mengalami kemajuan yang berkesinambungan dalam kebaikan dan tercegah dari kejahatan lagi nasib buruk, bagi yang Allah kehendaki.

2. Manusia yang Berakhlak Mulia


Nabi Muhammad adalah seseorang yang Allah telah menumbuhkannya dalam perkembangan yang sehat, dan kedewasaan yang memikat, sarat akan kepribadian yang tangguh serta perangai mulia yang tiada tandingannya. Seluruh jejak langkahnya, tutur katanya, tindak tanduknya, dan sikap serta tingkah lakunya mencerminkan sebuah keagungan akhlak yang tiada dapat disepadankan dengan sosok atau tokoh siapapun juga.


Kejujurannya dalam bertutur lisan, menyebabkan masyarakat pada saat itu menjulukinya dengan gelar Al-Amin (yang terpercaya). Sebuah sebutan yang sangat sulit untuk disematkan pada seseorang di tengah gejolak perabadan yang sangat terbelakang dan kejahiliyahan yang merajalela. Hingga seorang Abu Lahab-pun, sebagai musuh umat Islam nomer wahid pada saat itu, harus mengakui keluhuran dan kejujuran akhlak seorang Muhammad s.a.w. Hanya faktor kedengkian dan gengsi yang membumbung tinggi yang menyulut sikap apriori pada diri seorang Abu Lahab, menyebabkan ia enggan mengikuti dakwah Muhammad s.a.w, seorang Nabi dan Rasul pembawa risalah pamungkas untuk seluruh alam.

Hal itulah yang membuat seorang Heraclus, raja Romawi saat itu, patah arang ketika ia bertanya kepada Abu Sufyan tentang Muhammad s.a.w. Suatu ketika Heraclus bertanya pada Abu Sufyan: “Apakah dia (Muhammad) pernah berkhianat?”, lalu Abu Sufyan menjawab: “Tidak, ia tidak pernah sekalipun berkhianat”. Sehingga tidak ada lagi sebuah siasat bagi penolak dakwah Rasulullah ketika itu kecuali dengan menyebarkan fitnah dan tuduhan palsu, seperti: Muhammad s.a.w adalah seorang tukang sihir, penyair dan pendongeng sejati, serta paranormal dan dukun ramal.


Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menangkis tuduhan-tuduhan palsu mereka, dan mengabarkan pada mereka akan hakikat yang sebenarnya:

“Falaa uqsimu bimaa tubshiruun. Wa maa laa tubshiruun. Innahu laqawlun rasuulun kariim. Wamaa huwa biqawlin syaa’irin, qaliilan maa tu’minuun. Walaa biqawlin kaahinin qaliilan maa tadzakkaruun. Tanziilun min Rabbil ‘aalamiin”.

“Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia. Dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam”(QS.Al-Haaqqah:38 – 43).

“Wa maa ‘allamnaahusy-syi’ra wamaa yanbaghii lah. Inhuwa illa dzikrun waqur’aanun mubiin. Liyundzira mankaana hayyan wa yahiqqal qawlu ‘alal kaafiriin”

“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya, Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir”(QS.Yaasin:69-70).

3. Nabi yang Umi

Nabi Muhammad s.a.w adalah seorang dari kaum yang ummi (ummiyyin). Umi yang dalam literatur Arab diartikan sebagai orang yang tidak menulis dan tidak membaca. (Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim, Syeikh Abdul Muhsin ibn Hamdil Abbad Al-Badr, Daarul Imam Ahmad, Kairo).




Sebagaimana yang terdapat dalam QS.Al-Jumu’ah: 2 :

“Huwalladzii ba’atsa fil ummiyiina rasuulan minhum yatluuna ‘alaihim aayaatihi wayuzakkiihim wa yu’allimuhumul kitaaba wal hikmata wa inkaanu min qablu lafii dhalaalin mubiin”

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Sementara Nazmi Lukas, seorang Arab-Kristen Koptik, dalam karyanya “Muhammad fi Hayaatihi al-Khashshah” (Maktabah Gharib, Mesir, 1981), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ummiyyin (kaum ummi) adalah umat-umat selain bani Israil. Bani Israil telah mengaku sebagai bangsa yang terpilih serta satu-satunya bangsa yang mendapat petunjuk dan anugerah kenabian, sedangkan bangsa lainnya umamiyyun atau ummiyyun, yang tidak mendapatkan hidayah dan anugerah kenabian. Oleh karena itu, ayat ini (QS.Al-Jumu’ah: 2) turun untuk menegaskan rahmat yang diberikan Allah kepada bangsa ummiyyun, yakni dengan diutusnya seorang rasul dari kalangan mereka, yang menyampaikan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Dalam buku yang sama Nazmi Lukas mengatakan bahwa tidak setiap orang yang ummi adalah orang bodoh dan tidak setiap orang bodoh adalah ummi. Orang yang ummi adalah orang yang tidak dapat membaca dan menulis, sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang tidak mengetahui sesuatu yang seharusnya ia ketahui. Tidak semua ilmu berkaitan dengan bacaan dan tulisan, dan tidak semua bacaan dan tulisan adalah ilmu yang menjadi tanda bodohnya seseorang yang tidak membaca dan menulis.

Setelah sebuah kenyataan tentang nabi Muhammad yang ummi tertera dalam QS.Al-Jumu’ah: 2, Allah menurunkan firman QS.Al-Isra’:88:

“Qul la inijtama’atil insu wal jinnu ‘ala an ya’tuu bimitsli haadzal Qur’aan laa ya’tuuna bimitslihi walaw kaana ba’dhuhum liba’dhin dzahiira”.

“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.

Seiring dengan munculnya Muhammad s.a.w dengan sifat ini (ummi), mematahkan tuduhan-tuduhan palsu yang dilancarkan oleh kaum kafir atas apa yang telah diucapkan oleh Nabi Muhammad, berupa cerita-cerita dongeng nan fiktif, atau hikayat serta legenda yang imajinatif belaka. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-Ankabut: 48




“Wamaa kunta tatluu min qablihi min kitaabin walaa takhuttuhu biyamiinika idzan lartaabal mubthiluun”

“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)”.

Ayat ini menjadi bukti simbolis bahwa tuduhan-tuduhan orang-orang kafir pada saat itu bermotif sentimentil dan tendensius. Mereka akhirnya terjebak pada kebohongan yang mereka kobarkan sendiri. Bagaimana seorang Muhammad s.a.w bisa mengucapkan kabar dengan untaian kalimat yang indah nan memikat, sedangkan ia bukan seorang penyair, dan ia bukan pula seorang yang mampu membaca dan menulis? Maka terkuaklah kebatilan tipu daya mereka. Sedangkan kesejatian ayat-ayat Allah telah menjadi saksi dan mukjizat yang kokoh, yang mampu mematahkan claim-claim negatif kaum musyrikin terhadap diri Muhammad s.a.w, sosok nabi yang kehadirannya menjadi penyejuk bagi alam semesta. (bersambung...)


*)Mahasiswa Fak.Theologi Islam, Dept.Tafsir dan Ulumul Qur’an, Univ.Al-Azhar, Cairo.

No Magic, Only Basic

"Tidak Ada Jalan Pintas Kemanapun Juga yang Pantas Dilalui.
Tidak Ada Keajaiban, Kecuali Menjalankan Hal yang Mendasar."
~ Andrew Ho

Era globalisasi ditandai dengan mobilitas yang sangat tinggi. Pola
hidup masyarakat ikut terbawa arus harus serba cepat, contoh makanan
cepat saji yang kian digemari dan populer. Kini juga marak bisnis
pelayanan serba ada, di mana konsumen tak perlu ke lain tempat untuk
mendapatkan berbagai jenis barang atau jasa. Pola demikian dianggap
selain menghemat waktu dan tenaga, tetapi yang terpenting juga lebih
efisien.

Tetapi pola serba cepat dan instan tersebut tak berlaku dalam
membangun kesuksesan yang berjangka panjang. Kita patut menyangsikan
promosi yang menjanjikan keuntungan berkali-kali lipat dalam hitungan
hari. Karena kita harus mampu dan melaksanakan hal-hal yang mendasar
dengan baik terlebih dulu, sebelum dapat menciptakan kesuksesan
secara bertahap dalam kecepatan cukup tinggi. Berikut ini merupakan
hal-hal mendasar yang mesti kita kuasai dan terapkan dari hari ke
hari.

Mengenali diri sendiri merupakan langkah mendasar untuk meraih
kesuksesan. Dengan mengenali diri sendiri kita akan dapat mengukur
seberapa besar kekuatan yang kita miliki untuk menghadapi tantangan
dan seberapa besar kekurangan yang harus kita perbaiki. Bisa jadi
kekuatan kita lebih efektif sampai 10 kali lipat dibandingkan
kelemahan yang kita miliki, bila kita menggunakan semua potensi
secara maksimal.

Faktor lain yang cukup mendasar lainnya adalah menentukan target.
Karena target yang jelas adalah kekuatan yang mengarahkan semua
tindakan kita semakin mendekati kesuksesan. Kita dapat menuliskan
konsep target tersebut pada selembar kertas untuk jangka waktu
pendek, menengah, dan panjang, agar kita mudah diingatkan.

Hal mendasar yang harus kita lakukan selanjutnya adalah mengembangkan
kemampuan khususnya di bidang usaha yang sedang kita tekuni. Kita tak
mungkin menjalankan sebuah bidang usaha tertentu tanpa kemampuan di
bidang tersebut. Dengan demikian kita akan menguasai kunci-kunci
sukses maupun kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghalangi atau
mempercepat tercapainya tujuan kita.

Satu hal yang cukup mendasar dalam mengembangkan bisnis dan meraih
kesuksesan adalah menikmati pekerjaan tersebut. Sebagaimana pepatah
mengatakan, "Ketika bekerja menjadi suatu permainan, maka kita tak
perlu lagi bekerja di hari yang lain. – When work meets play, we need
not work another single day." Kita tidak akan merasa letih bila
pekerjaan itu sangat kita sukai, bahkan kita bekerja lebih cepat.

Kemampuan dasar selanjutnya yang harus kita kembangkan untuk mencapai
kesuksesan berjangka panjang adalah kemampuan bekerjasama dengan
orang lain. Kita tak mungkin menangani segala sesuatu secara detail,
optimal, cepat, dan dalam jumlah besar tanpa bantuan orang lain.
Upayakan sebuah sistem yang jelas dan teratur serta mudah diterapkan,
sehingga kerjasama tersebut dapat membudaya dengan baik.

Kemampuan bekerjasama dengan orang lain disebut sebagai satu hal yang
mendasar, karena sebagian besar orang-orang sukses di dunia ini
menjadi bagian dari sebuah tim. Sebuah tim adalah solusi untuk dapat
menggunakan kekuatan sekaligus kekurangan diri kita. Saya
menyebutnya, "Together, everyone achieves miracles – Dalam
kebersamaan semua orang meraih keajaiban."

Untuk memastikan kita berada dalam sebuah tim yang solid dan
produktif, maka kita harus meluangkan beberapa waktu untuk
berkomunikasi dan mengenal tim kerja dengan baik. Komunikasi sangat
dibutuhkan untuk mengetahui apakah anggota tim kita memiliki visi dan
misi yang sama. Selain itu, komunikasi memungkinkan kita menempatkan
orang yang tepat pada posisi yang tepat guna menunjang perubahan dan
kemajuan usaha kita. Berdasarkan fungsinya yang cukup penting,
kemampuan berkomunikasi merupakan hal mendasar yang semestinya kita
miliki.

Hal penting lainnya yang harus kita perhatikan untuk mencapai
kesuksesan besar adalah fokus pada bidang tertentu. Jangan
menjalankan beberapa bisnis sekaligus pada satu waktu yang bersamaan.
Bila kita fokus pada bidang yang kita tekuni maka akan merangsang
terciptanya inovasi dan kemajuan yang terus-menerus.

Beberapa hal di atas merupakan hal mendasar yang mesti kita lakukan.
Mungkin pada permulaan kita tak dapat menjalankannya dengan baik.
Tetapi bila kita berkomitmen menjalankan semua hal mendasar tersebut,
maka seiring perjalanan waktu kita akan lebih profesional. Pastikan
kita sudah menggunakan waktu menjalankan semua hal mendasar tersebut
sebaik mungkin untuk meraih kesuksesan jangka panjang atau bersifat
lebih permanen.[aho]

Sumber: No Magic, Only Basic oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller

Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi

Pembaca, jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran
kosong atau angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak
tokoh terkenal menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa.
Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah
mengatakan, "Energi mengikuti imajinasi". Tentu saja, Einstein
serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein mengamini hukum kekekalan
energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya
bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler,
dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan bakar
dari idenya itu.

Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja?
Pada prinsipnya, perlu Anda sadari, pikiran kita adalah sebuah
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa
yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar
kita imajinasikan.

Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi
seorang penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur,
dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan
imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan
imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan
bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan.

Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi
yang ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James
Nesmeth, seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-
gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan
itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.

Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan
dijebloskan ke penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi
kesempatan untuk berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap,
kosong, dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan mental yang
meletihkan baginya.

Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak
sinting. Dia mulai berlatih mental. Setiap hari, dengan
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang
indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail.
Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.

Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara.
Namun, ada yang menarik saat dia mulai bermain golf kembali untuk
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-
rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya
kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang
jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu
berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi
itu.

Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang
bermimpi menjadi Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha
menjajaki menjadi Miss Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-
up pertama. Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di
posisi yang sama. Hati kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk
berhenti.

Bulatkan tekad

Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke
negara bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America!
Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya,
Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua
kali kalah di Florida.

Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia
membeli video dan semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss
Pagent, Miss Universe, Miss America, dan sebagainya. Dia melihatnya
berkali-kali. Setiap kali melihat para diva meraih penghargaan
tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi pemenangnya.

Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya
apakah dia merasa canggung saat berjalan di atas karpet merah.
Dengan mantap, Tara Holland menjawab, "Tidak sama sekali. Anda mesti
tahu saya sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu."

Seorang reporter menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah
berjalan ribuan kali di panggung, sementara dia baru pertama kalinya
mengikuti kontes. Tara menjawab, "Saya sudah berjalan ribuan kali di
panggung itu...dalam pikiran saya."

Pembaca, dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan
imajinasi. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita.
Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan
mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.

Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama
sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-
citakan.

Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the
master of my fate. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita
membuat kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya.

Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi
yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu
banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi
negatif dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.

Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya
imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan
sia-siakan kekuatan imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mempu
menjadi kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-
citakan.

Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya.
Dalam aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-
hal positif yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif
yang akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan
kita mulai mengarah pada apa yang kita bayangkan. Dan...the dreams
will come true!

Sumber: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi oleh Anthony Dio Martin,
Psikolog, penulis buku best seller EQ Motivator, dan Managing
Director HR Excellency

Manusia Optimis Versus Manusia Pesimis

Le guan zhe yu bei guan zhe

ORANG OPTIMIS BUKANLAH ORANG YANG KARENA MELIHAT JALAN MULUS DI
HADAPANNYA, TETAPI ORANG YANG YAKIN 100% DAN BERANI UNTUK MENGATASI
SETIAP TANTANGAN YANG MENGHADANG.

Ada 2 macam manusia dalam menyikapi hidup ini, satu sikap orang yang
pesimis dan ke-dua adalah orang yang bersikap optimis.

Tipe pertama orang pesimis, bagi orang pesimis kehidupannya lebih
banyak dikuasai oleh pikiran yang negatif, hidup penuh kebimbangan
dan keraguan, tidak yakin pada kemampuan diri sendiri, kepercayaan
dirinya mudah goyah dan mudah putus asa kalau menemui kesulitan atau
kegagalan, selalu mencari alasan dengan menyalahkan keadaan dan orang
lain sebagai proteksi untuk membenarkan dirinya sendiri, padahal di
dalam dirinya dia tahu bahwa betapa rapuh mentalnya, orang pesimis
lebih percaya bahwa sukses hanyalah karena kebetulan, keberuntungan
atau nasib semata.

Tentu orang dengan sikap mental pesimis seperti ini, dia telah
mengidap penyakit miskin mental, jika mental kita sudah miskin, maka
tidak akan mampu menciptakan prestasi yang maksimal dan mana mungkin
nasib jelek bisa dirubah menjadi lebih baik.

Tipe ke 2 adalah orang optimis, bagi orang yang memiliki sikap
optimis, kehidupannya didominasi oleh pikirannya yang positif, berani
mengambil resiko, setiap mengambil keputusan penuh dengan keyakinan
dan kepercayaan diri yang mantap. orang optimis bukanlah karena
melihat jalan mulus di hadapannya, tetapi orang yang mempunyai
keyakinan 100% dalam melaksanakan apa yang harus diperjuangkan, orang
optimis tahu dan sadar bahwa dalam setiap proses perjuangannya pasti
akan menghadapi krikiil -krikil kecil ataupun bebatuan besar yang
selalu menghadang!

Orang optimis siap dan berani untuk mengatasi masalah atau kesulitan
yang merintanginya, Bahkan disaat mengalami kegagalan sekalipun tidak
akan membuat dia patah semangat, karena dia tau ada proses
pembelajaran disetiap kegagalan yang dia alami.

Tentu orang yang punya sikap mental optimis demikian adalah orang
yang memiliki kekayaan mental. dan Hanya orang yang mempunyai
kekayaan mental, yang mampu mengubah nasib jelek menjadi lebih baik.

Jika anda, saya dan kita semua secara bersama-sama mampu membangun
kekayaan mental dengan berkesinambungan, mampu menjalani hidup ini
dengan optimis dan aktif, tentu secara langsung akan berpengaruh pada
kehidupan kita pribadi serta kehidupan keluarga, dan dari kehidupan
keluarga -keluarga yang semangat, optimis dan aktif akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat secara luas, yang pada akhirnya akan menjadi
kekuatan sinergi sebagai kontributor dalam membangun Indonesia
sekaligus mengembalikan jati diri bangsa! Kalau bukan kita yang
membangun Indonesia, lalu siapa?

Salam sukses luar biasa!

Sumber: Manusia Optimis Versus Manusia Pesimis oleh Andrie Wongso

Seri Hati Nurani -- TOBAT

Oleh Haris Suhyar*)


Manusia memiliki kesadaran dan hati nurani yang bersemayam di dalam dirinya. Apabila manusia dapat menjalankan kehidupan di dunia ini secara harmonis dan selaras dengan kehendak Tuhan maka manusia itu berada di dalam jalan Tuhan.

Manusia yang telah menjauh dari kesadaran ketuhanan serta keselarasan antara roh dan jasmaninya maka hidupnya seperti di alam neraka atau alam penderitaan.

Jadi, perjalanan hidup manusia itu hanya ada dua jalan, yaitu:

- mendekatkan dan melebur dengan kesucian
diri dan Tuhannya atau sang Hidup yang ada
di dalam diri, atau;

- menjauh dari Tuhan dan terjebak oleh
hawa nafsunya

Manusia telah diberikan sarana-sarana oleh “yang menghidupinya” agar dapat mewujudkan dirinya sebagai manusia sempurna yang dapat mengenal Tuhannya dalam kehidupan saat ini. Tuhan eksis di dalam diri manusia yang telah sempurna dalam perilaku kehidupannya sehari-hari.

Dosa manusia adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari, yang menyebabkan kesadarannya sebagai manusia turun menjadi kesadaran rendah. Tobat berarti menyadari suatu perbuatan yang tercela lalu cepat berpaling kepada jalan yang benar. Dalam bertobat kita harus memiliki kesadaran akan keadaan atau tindakan kita terlebih dahulu, lalu kita harus memiliki kehendak dan kemauan yang kuat untuk meninggalkan perbuatan atau keadaan tercela tadi.

Tobat seharusnya tidak sekadar dilakukan dengan kata-kata atau keinginan, melainkan harus dengan tindakan yang nyata dan perubahannya harus dapat dirasakan sekarang pada saat kita hidup di dunia ini.

Ini berlaku untuk semua keadaan. Baik bagi perorangan ataupun untuk suatu kelompok atau bangsa. Pertobatan itu penting sekali dan harus dilakukan segera dengan sepenuh kesadaran dan kemauan yang kuat. Ini komitmen yang jujur terhadap diri sendiri.

Apakah Anda sekarang telah siap untuk bertobat dan berpindah ke suatu keadaan yang lebih baik? Apabila Anda telah siap, segeralah mulai dari sekarang. Pertobatan dapat diawali dari diri sendiri terlebih dahulu, lalu ajaklah yang lainnya untuk menyadari hal ini dan melakukannya bersama-sama maka keadaan akan berubah dengan cepat.

Jika Anda tidak mau bertobat, keadaan tidak akan berubah dan Anda akan tetap berada di dalam kegelapan atau penderitaan selamanya.

Semoga Anda semua cepat menyadari hal ini agar perubahan nasib Anda segera terwujud.

*)Penulis adalah pencetus Gerakan Revolusi Hati Nurani, sekaligus pendiri Yayasan Sirnagalih yang aktif membina peningkatan kualitas diri manusia


Copyright © 2007 ANTARA

BERPIKIR POSITIF

Sebuah kisah nyata

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan
belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat
ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur
dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau
karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan
hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak
enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di
rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama
Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan
cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum &
berkata kepada sang ibu :

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan"
Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang,
tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan
ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg
murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah
ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan
tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang
ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang,
napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran
disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang
ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah
karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda"
ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal
yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang
kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg
dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang
psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk
menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang
dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai
ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat
menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Berikut ini beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan,
karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu
artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu
artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya
bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan,
karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup
makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu
artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu
artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu
artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk semua masalah dan penderitaan hidup yang saya alami, karena
itu artinya saya memiliki pengharapan hidup kekal yang penuh sukacita
di surga.

sumber: motivasi

Pemerintah Alokasikan Lima Kanal Frekuensi Siaran Televisi Digital

Jakarta (ANTARA News) - Menkominfo, Sofyan Djalil, mengatakan bahwa pemerintah akan segera mengalokasikan lima kanal frekuensi yang dapat digunakan untuk 25 stasiun televisi untuk program penyiaran digital.

"Dalam dua bulan ke depan surat keputusan pengalokasian frekuensi tersebut sudah diterbitkan," kata Menkominfo di sela-sela acara "E-Indonesia Initiative Forum 2007", di Jakarta, Rabu.

Saat ini pemerintah sedang menguji siaran televisi digital di Indonesia bekerjasama dengan stasiun TVRI dengan menggunakan teknologi "Digital Video Broadcast" (DVB) yang diadopsi dari Eropa menggunakan kanal frekuensi 27 dan 34 "Ultra High Frequency" (UHF).

"Kelima kanal frekuensi yang disiapkan itu akan dikompresi menggunakan teknik multi- plexing, satu frekuensi bisa dikompresi menjadi lima hingga enam kanal," katanya.

Meski demikian, Sofyan tidak merinci letak dan penomoran kanal yang akan digunakan, namun untuk sementara akan digunakan antara frekuensi analog dan digital.

"Pengalokasian frekuensi antara sistem analog dan digital dapat dilakukan, karena migrasi siaran secara penuh ke sistem digital butuh waktu setidaknya 10 tahun," ujarnya.

Dengan demikian, ujarnya, televisi analog yang dimiliki masyarakat saat ini masih bisa difungsikan, sementara masyarakat yang ingin menikmati televisi digital dapat memfungsikannya dengan peralatan "decoder".

Terkait standarisasi perangkat "decoder" tersebut, pemerintah akan berupaya, agar industri dalam negeri ikut berperan dengan memproduksi sendiri perangkat tersebut. (*)


Copyright © 2007 ANTARA

Siti Hawa Bukan Berasal Dari Tulang Rusuk Nabi Adam?

Sana'a--RoL-- Pengetahuan sejak turun temurun bagi sebagian besar kaum Muslimin bahwa Hawa, ibu dari sekalian umat manusia diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam.

Sebagian besar ulama pun sering menyampaikannya di acara-acara ceramah bahwa memang Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, yang dari keduanya umat manusia berkembang sampai hari kiamat kelak.

Beberapa dai yang muncul di layar-layar kaca (TV) tidak sekalipun menyebutkan adanya perbedaan atau polemik ulama dan fuqaha (ahli fiqh) tentang asal penciptaan Siti Hawa sehingga pendapat tersebut sepertinya telah baku. Tapi beberapa ulama kontemporer tidak sependapat dengan keyakinan umum itu.

Masalah penciptaan ummul bashar (ibu umat manusia) tersebut kembali diangkat oleh sejumlah ulama belum lama ini. "Ibunda Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam adalah keyakinan yang keliru," kata DR. Abdul Ghani Shama, seperti dikutip harian Al-Bayan, Jumat (20/4). Menurut Penasihat Menteri Wakaf Mesir itu, keduanya diciptakan dari materi yang sama, sedangkan keyakinan yang berkembang selama ini adalah berasal dari israiliyat (kisah-kisah yang tidak jelas asalnya).

"Banyak kisah tentang penciptaan Hawa, sebagian menyebutkan dari tulang rusuk bengkok Nabi Adam, sebagian kisah menyebutkan dari tulang rusuk lurus. Ada juga yang menyebutkan bahwa saat Nabi Adam terbangun tiba-tiba di sampingnya telah ada Siti Hawa," kata DR. Aminah Nuseir.

Guru besar Aqidah dan Filsafat di Universitas Al-Azhar Kairo itu mengingatkan bahwa kisah-kisah tersebut tidak ada dasarnya semuanya adalah 'israiliyat' yang tidak bisa dijadikan dasar. "Akidah Muslim yang benar adalah baik Adam maupun Hawa berasal dari nafsun wahidah (yang satu) yang sangat jelas dipaparkan oleh Al-Qur'an. Jadi tidak perlu ditafsirkan dengan kisah-kisah yang tidak jelas," katanya.

Hal senada juga ditandaskan oleh pakar Muslim, Abdul Fatah Asakir. "Pendapat sebagian ulama yang menyebutkan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam, tidak tepat, karena ia diciptakan dari jenis yang sama". Menurut dia, sejumlah hadis yang menjadi sandaran sebahagian ulama tentang Siti Hawa sanadnya (penukil hadis) lemah. Ia menyebutkan sejumlah hadis tersebut yang ia ragukan keabsahannya.

Tidak mengerti
Tetapi, ulama lain mengingatkan bahwa mereka yang tidak mengakui Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, tidak mengerti Islam, sebab ayat dalam Al-Qur'an jelas bahwa yang dimaksud dengan nafsun wahidah adalah Nabi Adam.

"Dengan demikian Hawa dijadikan dari nafsun wahidah artinya diciptakan dari Nabi Adam lalu umat manusia berkembang dari keduanya," kata DR. Musthafa Al-Shuk'ah, anggota Lembaga Riset Islam Mesir. Ia menolak pendapat yang menyebutkan bahwa penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam adalah didasarkan pada 'israiliyat'.

"Mereka yang mengatakan 'israiliyat' harus takut kepada Allah," ujarnya lagi. Penegasan yang sama juga dikemukakan oleh DR. Ahmed Taha, guru besar fiqh lintas mazhab. "Setiap orang yang berkeyakinan bahwa Hawa tidak diciptakan dari tulang rusuk Adam adalah keyakinan yang tidak benar," katanya.

Ia juga menyebutkan dalil dari ayat Al-Qur'an yang sama dari dalil ulama yang mengingkari Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam. "Hadis lebih menjelaskan lagi bahwa ibunda Hawa memang berasal dari tulang rusuk Nabi Adam," tuturnya.

sumber: republika

RESHUFFLE AWAL MEI Ki Joko Bodo: Ada 5 Menteri Tanya Nasib

Laporan: Tri Soekarno Agung

Jakarta, Rakyat Merdeka. Rumors yang menyebutkan adanya sejumlah menteri
yang main ke dukun (paranormal) karena khawatir posisinya terancam dicopot
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata bukan isapan jempol. Memang
ada menteri yang kasak-kusuk mempertanyakan nasibnya di kabinet.

Hal ini diakui sendiri oleh paranormal Ki Jodo Bodo. Dalam
perbincangan khusus dengan Situs Berita Rakyat Merdeka, Senin siang ini
(23/4), dukun berambut gondrong ini mengungkapkan bahwa sudah ada lima
menteri yang berkomunikasi langsung dengan dirinya.


"Ada lebih dari lima menteri lah yang nelpon ke saya. Terus janjian ketemu
di suatu tempat. Sudah 10 hari ini, mereka tanya-tanya ke saya soal
keselamatan jabatannya," beber Ki Joko Bodo.



Dikatakan pula, para menteri itu tidak diwakilkan dalam mengontak dirinya.
"Pak Menteri langsung telpon saya. Minta dibantulah agar posisinya tetap
aman, tidak diutak-atik," katanya blak-blakan.



Bahkan, Ki Joko Bodo menyebutkan bahwa tadi malam dan tadi pagi pun ada
menteri yang sempat menghubunginya. Menurutnya, saat ini muncul semacam rasa
waswas berlebihan di kalangan menteri menyusul isu reshuffle.


"Mereka itu bisa minta bantuan ke lebih dari dua orang paranormal. Pasti,
tidak mungkin mereka tidak pernah minta bantuan ke paranormal kalau
jabatannya tidak mau digoyang. Ini kenyataan, saya tidak bohong," tutur
dukun yang biasa membuka praktik di daerah Lubang Buaya, Pondok Gede,
Jakarta Timur ini.


Ki Joko Bodo mengatakan, mereka yang datang kepada dirinya selalu minta
"dibawain" semacam cincin, keris atau batu pertama untuk "pegangan". Konon,
benda-benda tersebut bisa membantu aura positif para pejabat sehingga punya
wibawa dan kharisma sehingga selalu mendapat simpati dari orang lain.


Berapa tarifnya? Soal ini Ki Joko Bodo menjawab sambil berkelakar. "Kalau
duitnya dari hasil korupsi, pasti mereka mau bayar berapapun juga mau.
Hahaha ..." pungkasnya. iga

sumber: rakyatmerdeka

Bahaya Di Balik Teknologi Laser

Semarang (ANTARA News) - Penggunaan sinar laser atau cahaya intensitas tinggi di berbagai bidang termasuk pada peralatan kantor hingga mainan anak di Indonesia, belum diimbangi dengan pamahaman yang memadai atas teknologi penyinaran ini.

Guru Besar Fisika Universitas Diponegoro Semarang, Prof. Dr. Ir. Wahyu Setia Budi, M.S., di Semarang, Kamis, menjelaskan, di balik fungsi laser yang amat canggih di berbagai bidang termasuk kedokteran, militer, proses komunikasi optik, dan lainnya, ada risiko yang tidak disadari di belakangnya.

Ia memberi contoh, mainan anak yang dilengkapi laser dengan daya lima miliwatt saja bisa mendatangkan masalah bila tembakan sinar ini mengenai mata. Begitu pula "pointer" laser yang digunakan presentasi juga bisa merusak retina bila difokuskan ke mata, karena alat mungil ini juga menggunakan laser berdaya rendah.

"Bila mengenai mata terus-menerus, laser berdaya rendah tersebut tetap bisa merusak retina. Sebenarnya sudah ada petunjuknya, namun jarang yang mau baca," katanya.

Ia mengakui sampai sekarang belum ada kasus serius yang disulut terkena paparan laser, namun untuk menghindari insiden, tidak perlu harus menunggu ada korban.

Karena itu, ia mengingatkan, jangan sekali-sekali memancarkan arah laser ke mata meskipun daya laser itu sangat rendah. Laser memiliki sifat istemewa, yaitu cahayanya amat cerah, fokus, koheren, dan monokromatis. "Untuk aplikasi laser berdaya lebih besar, selalu gunakan kacamata khusus sesuai dengan warna sinar laser," kata sarana Wahyu.

Karena sifatnya seperti itu, katanya, maka meski laser hanya berdaya lima miliwatt, cahayanya tetap fokus dan benderang di tengah paparan lampu berdaya ratusan watt.

Teknologi laser juga sering digunakan untuk pencahayaan (lighting) panggung pertunjukan. "Operator laser harus tahu bahwa sinar itu tidak boleh mengenai langsung badan manusia, apalagi mata," kata Dekan MIPA Undip mengingatkan.

Doktor di bidang opto elektroteknika dan aplikasi laser lulusan UI Jakarta itu menyebutkan, ada empat kelas laser, yaitu dari yang terkecil dengan daya sekitar lima miliwatt hingga laser kelas empat berdaya gigawatt yang bisa digunakan untuk memotong pelat baja.

Ia mengemukan, beberapa negara sudah membentuk badan pengawas penggunaan laser, namun sampai sekarang Indonesia memandang pengawas seperti ini belum perlu meski penggunaan teknologi laser kian meluas.

Mahal

Wahyu yang Sabtu pekan ini (21/4) dikukuhkan jadi guru besar ke-94 Undip itu mengatakan, sampai kini sangat jarang pengusaha Indonesia yang berani terjun ke bisnis laser, karena pasarnya masih terlalu kecil.

Karena itu peralatan dengan teknologi laser masih harus didatangkan dari luar dan harganya sangat mahal. Ia memberi contoh, teknologi laser kosmetik di RSUP Kariadi Semarang harganya mencapai satu miliar lebih.

"Ketika saya membuat sendiri laser hidrogen pada tahun 1990-an, menghabiskan biaya Rp40 juta lebih, padahal alatnya sangat kecil," kata Wahyu.

Pembantu Rektor I Undip, Prof. Dr. dr. Ign. Riewanto di tempat sama mengatakan, masyarakat sering menjadi korban penipuan dari orang yang mengklaim peralatan yang digunakan menggunakan laser, sehingga konsumen harus membayar mahal untuk itu.

"Untuk sewa saja bisa mencapai dua juta rupiah sekali pakai belum termasuk biaya lain-lain. Jadi, apa betul sunat menggunakan laser, seperti banyak ditawarkan belakangan ini," kata Riewanto yang juga dokter bedah itu.(*)


Copyright © 2007 ANTARA

Indonesia Curi Emas di Sarang Naga

TEMPO Interaktif, Jakarta: Tim Olimpiade Fisika Indonesia berhasil merebut dua medali emas pada ajang Asian Physics Olympiade VIII yang berlangsung di Shanghai, Cina, 21-29 April 2007.

Indonesia mengalahkan Cina dalam bidang fisika eksperimen. Seorang anggota tim A, Muhamad Firmansyah Kasim, meraih peringkat 2 dari 150 peserta. Mengikuti ajang ini, Indonesia mengirimkan 16 pelajar terbaik di bidang fisika, terdiri dari dua tim.

Tim A dipimpin Yohanes Surya dan Widagdo Setiawan. Adapun tim B merupakan tim tamu yang didukung Kementerian Koordinator Kesejahtaeraan Rakyat.

sumber: tempo

Indonesia siap berlaga di APhO 8 Shanghai
Jumat, 20 Apr 2007 01:13

Hari ini Kamis 19 April 2007 pukul 17.15 tim Indonesia dilepas oleh Dirjen Dikdasmen di Gedung E lantai 5 Depdiknas Jl Jenderal Soedirman Jakarta. Tim akan berangkat ke Shanghai pada hari Sabtu 21 April 2007 pk 06.20 WIB untuk mengikuti ajang kompetisi bergengsi Olimpiade Fisika tingkat Asia (Asian Physics Olympiad–APhO) VIII China. Kompetisi ini akan berlangsung dari tanggal 21 – 29 April 2007. Kontingen Indonesia dibagi menjadi 2 tim yaitu tim A yang terdiri dari 8 siswa dipimpin oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D dan Widagdo Setiawan (alumni TOFI 2002) dan Tim B dengan jumlah siswa yang sama dipimpin oleh Rachmat Widodo Adi, Ph.D dan Dr. Sastra Kusuma Wijaya.


Daftar nama para siswa yang akan berkompetisi di APhO 8 Shanghai Cina :

TIM A :

1. Muh. Firmansyah Kasim SMA Athirah Makasar

2. Yosua Michael Maranatha SMAN 3 Yogyakarta

3. David Halim SMA Xaverius B.Lampung

4. Rudy Handoko Tanin SMA Sutomo 1 Medan

5. Adam Badra Cahaya SMAN 1 Jember

6. Musawwadah Muhktar SMAN 78 DKI Jakarta

7. Sandy Adhitia Ekahana SMAK 1 Penabur Jakarta

8. Made Surya Adhiwirawan SMAN 1 Denpasar

Tim B :

1. Ivan Gozali SMA Kanisius Jakarta

2. Azzis Adi Suyono SMAN 1 Cilacap

3. Ari Prasetyo SMAN 1 Sukoharjo

4. Indra Purnama SMA Taruna Nusantara Magelang

5. Ridwan Salim Sanad SMAN 4 Denpasar

6. Chrisanthy Rebecca Surya SMA Dian Harapan Banten

7. Yosmar Putra SMAK 1 Penabur Bandung

8. Fakhri Saleh Zahedy SMA Lab School Kebayoran Jakarta

Kedua tim ini telah menjalani proses seleksi yang panjang dan ketat mulai dari tingkat kabupaten sampai ketingkat nasional (Olimpiade Sains Nasional-OSN) 2006. Diharapkan para pelajar Indonesia ini mampu mengalahkan tim China sekaligus menjadi juara APhO 2007 yang bertepatan dengan China menjadi tuan rumah. Tantangan mungkin berat, tetapi siswa/i kita punya kepercayaan diri yang kuat bagaikan seekor burung garuda yang siap mencengkeram sang naga dikandangnya.


Para siswa belajar setiap hari mulai dari matahari memancarkan sinarnya hingga dini hari lagi. Mereka belajar fisika teori dan eksperimen. Berbagai ujian simulasi olimpiade fisika telah dilakukan bahkan ketika soal tahun lalu(2006) diujikan pada mereka, hasilnya sangat menggembirakan dan menjanjikan benar-benar bahwa mereka akan sanggup mewujudkan target yang sudah ditetapkan yaitu merebut gelar absolute winner dan minimal 4 medali emas.


Kami mengajak masyarakat Indonesia berdoa bersama-sama sehingga usaha keras yang telah dilakukan oleh putra/i terbaik bangsa ini dapat membuahkan hasil manis untuk keharuman nama bangsa dan negara Indonesia.


Program ini merupakan hasil kerjasama TOFI dengan Departemen Pendidikan Nasional (pengiriman Tim A) dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (pengiriman Tim B) serta didukung oleh pihak swasta Bp. Murdaya Poo (JI Expo, PRJ Kemayoran), PT. Excel Comindo Pratama, PT Dexa Medica dan Eka Tjipta Foundation. (Wn)

sumber: http://tofi.or.id/?mod=news&read=21&PHPSESSID=4aaa105c57a2698c60703f42473242fe

profil :

Sekitar 1 minggu lagi kita akan berangkat ke Shanghai (tanggal 21-29
April 2007). Tekad TOFI kali ini adalah mengalahkan China dan
menjadi Juara APHO 8. Saya melihat potensi untuk mengalahkan China
ada. Kemarin para siswa uji coba dengan soal-soal di Singapore
hasilnya sangat menggembirakan. 6 siswa mendapat nilai untuk teori
antara 28-30 point (dari maksimum 30 point, dengan penilaian seperti
IPHO) dan antara 27-30 (jika penilaian keras, hanya dilihat dari
hasil akhir saja, tanpa nilai parsial). 6 siswa ini mampu
mengerjakan spare problem dari APHO Taiwan dengan perfect.

Beberapa profil siswa kita:
1. Firman dari Makasar, veteran IPHO 37 di Singapore, masih kelas I
SMA. Kemampuannya sangat baik. Tidak pernah diam. Selalu mencari
soal baru dan menantang. Banyak sekali soal sudah ia kerjakan.
Logika berpikirnya bagus. Kita harapkan ia bisa meraih absolute
winner. Di Singapore ia dapat perak. Test IPHO Singapore kemarin
perfect

2. Yosua dari Yogyakarta, mantan absolute winner IJSO 2005. Masih
kelas II SMA. Logikanya sangat bagus. Ia berusaha mengerjakan soal-
soal hingga tuntas. Semua soal bisa ia kerjakan. Akalnya banyak. Dia
selalu berusaha menguasai konsep sampai ke akarnya. Sehingga soal
dibalik bagaimanapun ia bisa. Misalnya dalam soal relativistik, ia
mengerti sangat dalam, sehingga apapun soal relativistik pasti ia
bisa, betapapun rumitnya. Ia juga adalah kandidate absolute winner
di China nanti. Test IPHO Singapore mendekati sempurna.

3. Rudy dari Medan, peraih emas OSN 2006, masih kelas I SMA. Anak
ini rajinnya luar biasa. Dan saya bisa kategorikan jenius. Semua
soal ia lalap. Kadangkala yang lain bersantai-santai, ia ambil buku
dan belajar, belajar dan belajar. Ia mampu duduk membaca dari pagi
hingga jauh tengah malam tanpa berhenti (ciri anak jenius: mampu
konsentrasi lama). Karena sering baca buku, dan mengerjakan soal,
cara ia mengerjakan soal sangat lengkap. Yang tidak terpikir oleh
orang lain, ia bisa kerjakan. Banyak logika-logika yang aneh muncul
ketika mengerjakan soal. Kalau emas, mustinya ia dapat. Test IPHO
kemarin juga mendekati sempurna.

4. Adam newcomer kelas III SMA dari Surabaya. Pertama kali saya
ketemu ia saya kagum. Kemampuan matematikanya luar biasa. Semua
soal integral sampai yang sulit gimanapun ia mampu. Saya pikir kok
bisa yah...kapan ia belajarnya. Kemarin test IPHO 37 ia hampir
perfect, hanya missed sedikit sekali. Ia baru masuk pelatihan bulan
Oktober, kalau ia masuk lebih awal saja, ia kandidat kuat absolute
winner. Idenya banyak sekali, dan ia mampu mengerjakan semua soal.
Saat ini lagi digenjot dengan berbagai konsep, kita harapkan ia bisa
kejar beberapa konsep penting. Targetnya emas (harusnya bisa) atau
bahkan absolute winner.

5. David dari Lampung peraih emas IJSO, masih kelas II SMA
Penampilannya kalem sekali. Tulisannya kecil sekali, hampir tidak
terbaca, tetapi kemampuannya luar biasa. Ia termasuk orang yang
rajin seperti Rudy. Penguasaaan dasar-dasar fisikanya sangat baik.
David butuh jam terbang untuk beberapa konsep advanced. Kita
harapkan 1 minggu terakhir ini ia mampu menambal beberapa
kekurangannya dan percaya dirinya. Medali emas, saya pikir ia bisa
dapatkan.

6. Mukhtar dari Jakarta, veteran APHO 2006, kelas III SMA. Mukhtar
waktu tahun lalu peringkat 7. Hampir semua soal yang ada dalam buku
pelatihan yang jumlahnya ribuan soal bisa ia mengerti. Ia masih
butuh jam terbang untuk mengerjakan soal-soal baru yang aneh-aneh.
Kita harapkan ia bisa dapat perak bahkan emas.

7. Ivan masih kelas I SMA dari Jakarta absolute winner OSN SMP 2005.
Ini kandidate kuat tahun depan. Tahun depan sulit orang mengalahkan
dia. Logikanya bisa saya katakan setara dengan Yosua, dan sangat
rajin. kita harapkan ia bisa dapat perak atau bahkan emas. Mungkin
juga ia bisa jadi kuda hitam untuk absolute winner tahun ini.

8. Sandy SMA Kelas III dari Jakarta, ia juga kandidate emas yang
kita harapkan. Orangnya mengingatkan saya pada Pangus (peraih emas
tahun 2006 di Kazakhtan dan di Singapore). Rajin, tekun, berambisi
besar, ngotot dan agak urakan.

9. Indra kelas III dari Magelang, kita harapkan bisa dapat perak/emas

10. Made kelas III dari Bali, eksperimennya sangat bagus. Kita
harapkan ia bisa juga merebut the best eksperimen.

11. Ridwan kelas III dari Bali, orangnya semangat dan rajin, rasa
ingin tahunya besar. Tapi sayang masuknya terlambat. Kalau ia masuk
lebih awal ia mungkin bisa berbicara lebih banyak. Mungkin kalau
perunggu saja ia bisa dapat. bahkan perak.

12. Aziz absolute winner OSN SMA 1006 kelas III dari Cilacap. Anak
ini slow starter, tapi kalau sudah menguasai satu masalah ia sangat
dalam, soal dibalik gimanapun ia bisa. Ia butuh jam terbang agak
lama. Sayang ia baru masuk tahun ini.

13. Fakhri kelas III dari Jakarta (peraih emas astronomi OSN). IQnya
termasuk jenius (diatas 150) tetapi ia masuk terlambat. Sebelumnya
belum pernah belajar fisika sedalam ini. Tapi ia berusaha kejar dan
kejar. Kita harapkan usahanya bisa membuahkan hasil yang baik.

14. Chrisanthy kelas III dari Banten. Satu-satunya wanita dari tim
kita. Anaknya semangat, Tahun lalu pernah ikut pelatihan 1 bulan,
Butuh jam terbang tambahan. Mudah-mudahan bisa membuat kejutan di
China nanti.

15. Ari dari Sukoharjo kelas II. Butuh jam terbang. Tahun depan ia
akan lebih baik. Mungkin tahun depan bisa dapat emas.

16. Yosmar dari Bandung kelas III. Butuh jam terbang yang banyak.

Kita doakan sama-sama agar tim A kita (8 orang terbaik) bisa
mengalahkan china. Kita tunjukan bahwa kita mampu dan mampu.

Salam
Yohanes